Sabtu, 14 Maret 2009

Perkembangan Sosial Masa Bayi

Hubungan afeksi awal dan stabil antara seorang anak dengan orang lain (biasanya orangtua) dinamakan “attachment”. John Bowlby (1966) melakukan penelitian tentang akibat dari pemisahan ibu dan anak sejak awal dan mengobservasi anak tersebut yang ditempatkan pada suatu yayasan. Sejak lahir anak tersebut dipisahkan dari ibunya dalam rumah sakit atau ruang rawat di mana tidak terdapat ibu pengganti yang tetap. Anak tersebut menjadi tidak dapat berhubungan dengan orang lain, takut untuk menjelajah atau bermain dan secara umum anak itu terlihat murung. Bowlby menyimpulkan “pentingnya kesehatan mental” bahwa “bayi dan anak kecil harus mengalami kehangatan, keintiman dan hubungan yang berlanjut dengan ibunya (atau ibu pengganti yang tetap) di mana keduanya menemukan kepuasan dan kenyamanan. Lamb (1976) melakukan penelitian yang mengindikasikan bahwa dalam situasi yang tidak diatur, seperti suasana yang melibatkan kehadiran ibu, ayah dan bayi itu sendiri, bayi menunjukkan kedekatan yang sama pada kedua orangtuanya, tapi ketika orang yang belum dikenal memasuki ruangan, bayi menunjukkan kedekatan yang paling kuat kepada ibunya. Hal ini dapat merefleksikan perbedaan cara seorang ayah atau seorang ibu berinteraksi dengan bayinya. Selama masa bayi, para ibu lebih banyak berinteraksi secara verbal dengan bayinya dan memainkan aturan sebagai penjaga sedangkan para ayah lebih banyak berinteraksi secara fisik dengan bayinya dan mengisi aturan dalam bermain.

Di lain pihak, Harlow melakukan penelitian tentang seekor bayi monyet yang melibatkan ibu pengganti. Setiap monyet dilengkapi dengan ibu pengganti. Salah satunya sebuah silinder yang dibuat dari kawat yang bertautan dengan sebuah balok kayu sebagai kepalanya; satu lagi dibuat dari sebalok kayu yang ditutupi dengan karet spons dan kain handuk. Dibalik tiap “induk” terdapat lampu yang menyala yang memberikan pancaran panas untuk bayi monyet. Untuk satu kelompok bayi, “induk” berkawat memiliki botol perawat, diletakkan di pusat dadanya. Pada kelompok kedua, induk yang berbaju tidak mempunyai botol perawat. Ketika observasi dengan dua induk dihadirkan, bayi monyet lebih banyak menghabiskan waktu dengan “induk” yang memakai baju, tanpa memperhatikan induk mana yang memberi makanan. Bayi monyet yang ada di belakang “induk” berbajunya bereaksi sangat berbeda ketika sedang ketakutan dari pada bayi yang berada di belakang “induk” dari kawat, contoh: ketika ditempatkan pada ruangan yang asing, bersama dengan “induk” nya, bayi dengan induk berbajunya berpegang erat dengan “induk” nya. Sebaliknya bayi monyet dengan “induk”dari kawatnya membuat sedikit usaha mendekati ibunya, malah mereka melempar dirinya ke lantai, menangis dan meringis atau mendempetkan tubuhnya ke dinding dan menutup wajahnya dengan tangannya. Bayi monyet dengan “induk”berbajunya telah mengembangkan kedekatan yang kuat dengan “induk” penggantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar