Sabtu, 14 Maret 2009

Perkembangan Masa Bayi dan Masa Kanak-kanak

Pertumbuhan dan perkembangan diri sudah dimulai sejak dini hingga dewasa. Apa yang ada dalam diri kita sebagian terbentuk karena karakteristik biologis yang diturunkan, yaitu sifat bawaan/sifat dasar kita (Nature). Seorang bayi menunjukkan beberapa refleks yang  sudah terbentuk dalam System biologisnya. Di kemudian hari, seorang anak mempelajari kata-kata pertamanya yang merupakan proses mendasar yang akan dilakukan seorang anak. Proses belajar anak mempelajari dunianya yang baru di tahap awal ini juga dipengaruhi oleh stimulus atau kekuatan dari lingkungan (Nurture). Seperti, bagaimana seorang ibu mengajak bicara anaknya yang secara tidak langsung mendorong anak untuk belajar mengucapkan kata-kata pertamanya. Namun pada dasarnya perkembangan seseorang dibentuk dari interaksi  faktor keturunan dan pengaruh lingkungan.

Selama pribadi kita berkembang dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, berapa banyak interaksi itu terjadi karena inisiatif kita, dan berapa banyak interaksi itu terjadi karena dipicu oleh lingkungan? Para ahli psikologi menggambarkan seorang individu sebagai individu yang pasif, sering kali melakukan sesuatu karena kekuatan lingkungan di sekitarnya. John. B. Watson menggambarkan seorang anak sebagai sebuah bahan mentah yang menunggu untuk dibentuk oleh orang terdekatnya (significant other) dan lingkungan di sekitarnya. Sementara itu B. F. Skiner menganggap tingkah laku dan perkembangan manusia sebagai proses dari upaya merespons sebuah “reward” / sesuatu yang berharga dan bernilai/berarti bagi dirinya dan menghindari sebuah “punishment” / sanksi /hukuman/ sesuatu yang merugikan bagi dirinya di lingkungannya. Namun sebaliknya Jean Piaget juga mengatakan bahwa secara aktif individu dapat memanipulasi objek dan kejadian di sekitar mereka.  Individu tidak hanya meniru atau belajar tentang realita yang ia kembangkan, tetapi justru menyusun cara sendiri untuk memahami dunia sekitar; di mana individu menciptakan realitas pribadi masing - masing.

Perkembangan merupakan proses yang terjadi terus-menerus. Selama masa itu terjadi terdapat sejumlah kemajuan berupa bertambahnya beberapa kemampuan yang menetap, bertambahnya pengetahuan dan kedewasaan. Sebagai contoh, secara kuantitatif seorang anak sudah mengingat sejumlah angka dalam suatu seri atau sudah banyak soal-soal sulit yang mampu dipecahkan seorang anak. Namun perkembangan juga merupakan proses yang dapat diukur secara kualitatif seperti perkembangan intelektual  yang terdiri dari beberapa tingkatan yang tidak hanya melibatkan faktor kecerdasan tetapi juga melibatkan suatu cara lain dalam berpikir dari tingkatan sebelumnya. Perkembangan kualitatif lebih menekankan pada bagaimana cara seorang anak memecahkan persoalan matematika (proses yang panjang), bukan berapa banyak soal matematika yang dapat dipecahkannya.

Periode Neonatal (4 Minggu pertama setelah kelahiran), merupakan masa transisi ketergantungan anak pada masa prenatal(dalam kandungan) menjadi sadar akan adanya kehidupan yang bebas. Mulai terbangunnya ritme bernafas, makan, tidur dan mengeluarkan cairan tubuh ketika bayi dan orangtuanya saling beradaptasi. Pada masa bayi yang penuh (4 Minggu sampai 18 bulan), mulai munculnya bahasa yang diucapkan bayi.

Periode ini muncul bersamaan dengan terbentuknya kemampuan untuk merasakan dan merespons beberapa bagian dari dunianya melalui cara yang teratur dan efektif. Contoh: secara refleks bayi mencari pusat dari buah dada, menghisap ketika sebuah benda di tempatkan dekat mulutnya dan menelan susu atau cairan lainnya. Refleks lainnya antara lain : bernafas, batuk, bersin, muntah dan menarik diri dari stimulus yang menyakitkan. Beberapa refleks lain yang melengkapi ketidakmatangan bagian tertentu dari otak, contohnya : refleks Moro muncul ketika sandaran bayi tiba-tiba dipindahkan dari belakang, bayi pada masa neonatal akan menghempaskan tangannya ke samping, memanjangkan jari-jarinya dan membawa tangannya ke belakang dalam gerakan memeluk yang singkat (bayi terkejut). Refleks Moro dan refleks lainnya akan hilang pada masa infancy awal sejalan dengan kematangan otak. Jika refleks ini muncul terlalu lama, berarti terdapat masalah pada perkembangan System saraf sentral pada bayi. Pada masa neonatal bayi menunjukkan reaksi positif pada rasa manis dan reaksi negatif pada rasa yang asam, pahit dan asin. Bayi akan memutar kepalanya untuk menghindari bau yang sangat kuat, berputar ke arah beberapa suara termasuk pembicaraan manusia. Tidak hanya menyesuaikan diri pada arah lampu tapi juga di bawah kondisi yang tepat dapat mengikuti sebuah cahaya atau suatu objek yang ditempatkan searah garis pandangnya. Bayi yang baru lahir akan menggunakan pandangannya untuk menggali dunianya. Haith (1976) menggambarkan proses perceptual ini dalam beberapa aturan sebagai berikut:

1. Jika saya terbangun dan cahaya tampak tidak terlalu terang,   saya akan membuka mata.

2. Jika area yang saya amati gelap, saya akan mulai mencari bayangan-bayangan atau benda-benda.

3. jika saya melihat suatu area yang terang tapi tidak ada tepi, saya akan mulai melihat secara luas dan terkadang mencari dengan tidak beraturan.

4. Jika saya melihat suatu tepi, saya akan terus melihatnya, lalu mencoba untuk melihat ke belakang dan seterusnya.

Pada suatu kondisi yang diatur, bayi yang baru lahir dapat belajar melalui classical dan instrumental conditioning, contoh: jika mereka dibolehkan menghisap cairan manis ketika mereka memutar kepalanya ke kanan, mereka akan sering menoleh ke kanan, mereka akan membalikkan putarannya jika cairan manis itu diberikan di sebelah kiri. Hanya beberapa hari saja bayi pada masa neonatal juga dapat diajarkan untuk memutar kepalanya dalam merespons suatu suara dan bukan yang lainnya (lipsitt 1982). Selain itu, bayi yang berusia 2 sampai 3 Minggu dapat menirukan tingkah laku tertentu orang dewasa, seperti menirukan ekspresi wajah (Meltzoff dan Moore 1977) .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar