Sabtu, 14 Maret 2009

Perkembangan Bahasa & Beberapa Masalah Masa Kanak-kanak

Perkembangan kosakata muncul melalui proses yang halus dan terus-menerus. Perkembangan bahasa terlihat tidak berlanjut ketika kita fokus pada syntax (bentuk aturan gramatikal untuk menyusun kata menjadi kalimat).

6 tahap perkembangan sintaksis pada anak:

1. sentence like word (12 -18 bulan), kata yang dikombinasikan dengan isyarat nonverbal (gerak dan perubahan suara)

2. modification (18 bulan -2 tahun)

3. structure (2 – 3 tahun)

4. operational changes (2,5 – 4 tahun)

5. categorization (3,5 – 7 tahun)

6. complex structure (5 – 10 tahun)

Perkembangan Sosial

Sosialisasi merupakan suatu proses di mana tingkah laku dan sikap anak disesuaikan dengan lingkungannya. Fokus utama teori Freud adalah sosialisasi anak yang menghormati orangtuanya selama periode ini. Menurut teori Freud selama tahap anal, sekitar tahun kedua, kunci interaksi terpusat seputar proses toilet Training. Pada tahap phallic (3- 6 tahun), anak menemukan kepuasan fisik dalam merangsang organ seksualnya dan tertarik dengan orangtua yang berlainan jenis. Erikson melihat dua tahun pertama dan pengalaman toilet Training adalah saat terjadinya konflik antara autonomy dan shame and doubt dan pada usia 3 atau 4 tahun muncul konflik indutrious di sekolah dan risiko untuk merasa inferior.

Dalam hubungan orangtua dan anak, orangtua yang mempunyai pengalaman lebih luas dan menjadi penjaga bagi anak-anaknya menjadi guru dan pendorong, agen yang aktif dalam sosialisasi. Ketika mengajarkan beberapa kemampuan tertentu, orangtua dapat bertindak disiplin dan dapat berkata tidak disertai dengan penjelasan-penjelasan tentang sesuatu yang terjadi.

Bila berbicara tentang aturan-aturan sex, identifikasi anak dengan orangtuanya mempengaruhi gagasan tentang aturan sex. Baik anak perempuan maupun laki-laki memakai pola perilaku feminin dan keibuan (Sears dkk 1965) tapi anak laki-laki sudah mulai menunjukkan tipe perilaku pria dewasa. Mainan yang dipilih dan aturan memainkannya membuat sikap maskulin secara meningkat. Adanya proses belajar mengobservasi di mana anak laki mengamati dan meniru pria dewasa dan anak perempuan mengamati dan meniru wanita dewasa khususnya ibunya.

Sejalan dengan proses kematangan, hubungan anak dengan orangtuanya tersaingi oleh hubungan anak dengan teman sebayanya. Anak terlibat dengan permainannya sendiri, mereka menunjukkan pilihan untuk dapat dekat dengan anak lain dan menunjukkan minatnya pada apa yang dilakukan orang lain tapi  dirinya sendiri memainkan bagian yang berdiri sendiri.

Selama masa kanak-kanak, anak laki dan perempuan memproduksi hormon androgen (hormon laki-laki) dan estrogen (hormon wanita). Mulai terjadinya peningkatan hormon androgen pada anak laki dan estrogen pada anak perempuan serta mulainya perkembangan perbedaan sex pada tubuh. Pada usia ini juga mulai terjadinya pertumbuhan yang begitu cepat (The growth spurt). Kedewasaan dimulai pada saat terjadinya pertumbuhan yang cepat, di mana anak laki dan perempuan mengalami pertumbuhan dua kali lipat dari sebelumnya.

Kematangan seksual di usia kanak-kanak awal ditandai dengan terjadinya peningkatan ukuran organ reproduksi, seperti ovarium dan uterus pada wanita serta penis dan saluran prostat pada pria. Pada masa ini juga mulai terbentuk perilaku prososial, perilaku seperti menolong, murah hati dan menghibur. Perilaku ini sering terlihat pada anak yang sama yang cenderung menjadi agresif.

Terdapat 4 tahap di mana anak mengembangkan empatinya yang memungkinkan adanya perilaku prososial, yaitu:

1. anak punya kesulitan membedakan dirinya dari orang lain, perilakunya dipicu dan sering kali mirip dengan orang lain. Contoh: ikut-ikutan menangis, ikut-ikutan tertawa.

2. mengembangkan rasa bahwa dirinya berbeda dari orang lain, tapi menurut pikiran egosentrisnya anak beranggapan bahwa orang lain yang menolong orang lain nantinya berharap dirinya akan ditolong juga. Contoh: seorang anak yang ibunya sedang bersedih akan membawakan kepada ibunya selimut kesayangannya atau boneka Teddy nya.

3. anak mengenali bahwa orang yang menderita memiliki perasaan dan kebutuhan yang berbeda dari dirinya sendiri. Usaha anak adalah untuk mencari tahu apa yang benar-benar dibutuhkan oleh orang yang mengalami penderitaan meskipun jika kebutuhannya berbeda dari preferensi pribadi milik anak itu. (pada masa kanak-kanak awal)

4. pada masa kanak-kanak akhir, anak dapat menghubungkan salah satu ekspresi dari keadaan yang menyusahkan dengan yang lainnya dan menjadi peduli terhadap kondisi umum pada orang lain. Anak terlihat berempati sekaligus mencari bantuan, contohnya anak yang murung dan menarik diri.

Beberapa Masalah Pada Tahap Kanak-kanak Awal

Pada tahun pra-sekolah, mendapatkan risiko yang bercampur: mobilitas, bahasa dan penilaian yang tidak matang. Keterbatasannya untuk memahami, membuat mereka mengalami kesulitan untuk meramalkan akibat dari aktivitas yang mereka lakukan. Muncul pemikiran yang irasional dalam mengimajinasi sesuatu hal, contoh: ketika tidur, anak mempersepsikan bayangan di dinding sebagai maling, penculik atau hantu. Anak mengalami ketakutan karena persepsi mereka yang tidak rasional. Masalah lain: terlalu aktif, menunjukkan siapa dirinya, banyak bicara, amarah yang meledak, merengek, membantah, menuntut perhatian, tidak patuh. Beberapa masalah yang membutuhkan penanganan klinis: phobia, autis.

(sumber : Cliff T. Morgan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar