Sabtu, 14 Maret 2009

Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir

Tag Technorati: {grup-tag},
Tag Technorati: {grup-tag}

Masa ini berlangsung pada usia SD (6 -12 tahun)

Secara kognitif, berkembangnya kemampuan intelektual yang dinamakan operasional konkret. Mereka mulai mengerti tentang “reversibility” /kebalikan. Anak tidak hanya mengerti tentang panjang tetapi juga punya pemahaman tentang hal mengumpulkan, bilangan dan daerah. Namun pada tahap ini anak belum bisa mengerti konsep yang abstrak seperti: kebebasan, integritas atau kebenaran.

Perkembangan Sosial

Tentang persahabatan, anak umur 4 sampai 9 tahun mengembangkan sebuah pertemanan yang terus menerus atau beberapa pertemanan lainnya. Pertemanan pertama mereka cenderung bersifat “melayani dirinya” (seorang teman adalah yang melakukan apa yang saya mau). Selama masa SD,  berkembang menjadi hubungan timbal balik. Anak juga belajar mengatur pertemanan dengan teman-temannya sendiri menjadi sebuah kelompok. Kelompok memiliki ciri-ciri tertentu: ada tujuan yang dibuat anggota kelompoknya, ada aturan (hanya dinyatakan secara langsung atau cukup dimengerti/tidak tertulis), ada struktur yang bertingkat (ada yang memimpin dan ada yang mengikuti). Sgerif (1961) meneliti tentang ”summer camp” yang menunjukkan bahwa pembentukan kelompok pada masa pra-dewasa didorong oleh pengalaman hidup bersama, berbagi pengalaman yang menyenangkan, kerja sama yang melibatkan tujuan bersama dan adanya kompetisi dengan kelompok lain

Teman sebaya vs pengaruh orang dewasa

Pada masa SD akhir/pra remaja, anak-anak di Amerika lebih banyak yang menyampaikan ceritanya kepada teman-temannya dari pada kepada orangtuanya.  Ketika banyak situasi di mana anak diharuskan memilih, anak akan melakukan perilaku yang disetujui oleh teman sebayanya dari pada perilaku yang disetujui oleh orangtuannya dan orang dewasa lain.

Pencapaian Sosial

Selama awal masa sekolah, anak-anak menyusun kemampuan dasarnya. Di Amerika, seorang anak yang telah mencapai rata-rata tingkat 4 memperoleh tingkatan dalam membaca, menulis dan hitungan dan dianggap terpelajar. Anak sering belajar melalui “immersion”; pertama, melompat dengan kaki, berusaha semampunya, belajar dari kesalahannya dan berusaha untuk tidak bergantung -sering kali tanpa mempelajari peraturan umum sampai kemudian mengetahui aturannya, contoh: belajar naik sepeda dengan baik sebelum kita menyatakan aturan bagaimana menaikinya. Di sekolah, proses yang terjadi adalah sebaliknya di mana pertama kali, guru memberikan aturan umumnya dan kemudian siswa mencari tahu bagaimana aturan itu diaplikasikan pada contoh nyata di kehidupan. Hal ini membuat siswa tidak dapat menggaris bawahi maksud dibalik pertanyaan itu sampai nanti dia mengerti dikemudian hari.

Beberapa Masalah Pada Masa Kanak-Kanak Akhir

Pada masa kanak-kanak akhir, ruang kelas/ sekolah adalah tahapan di mana beberapa bagian peran kehidupan dimainkan. Pengalaman di sekolah akan menjadi sangat menyenangkan bagi anak yang cocok secara akademis dan secara sosial; tapi pengalaman itu juga dapat menjadi sangat mengerikan bagi anak yang tidak merasakan kecocokan itu (contoh: murid, guru dan pelajaran sekolah di Amerika utara didominasi oleh orang kulit putih dan orang kaya dan hal ini membuat siswa kulit hitam dan yang tidak kaya merasa bukan bagian dari sekolah itu, tidak nyaman hingga mereka keluar dari sekolah).

Munculnya perbandingan “satu lawan satu” yang sering terjadi pada masa SD, anak yang pekerjaan sekolahnya buruk bisa saja mempunyai ide yang bagus di tingkat 3 atau 4. Untuk beberapa anak, tuntutan sosial di sekolah sulit untuk dipenuhi dari pada tuntutan akademis.

Masalah lain yang muncul pada masa ini antara lain dyslexia (kesulitan membaca), ketidakmampuan belajar, gangguan perkembangan khusus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar